Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga Gambar

PROPOSAL PENELITIAN


JUDUL : upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan alat peraga gambar pada kompetensi dasar menghitung luas volume tabung, kerucut dan bola di kelas viii smp swasta panglima polem rantauprapat tahun ajaran 2011/2012



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan disekolah. Pada eraglobalisasi ini penerapan ilmu pengetahuan dan tekhnologi harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas tinggi .matematika merupakan salah satu pelajara yang diberikan sejak sekolah dasar ( SD ) sampai perguruan tinggi ( PT ) dan mempunyai peraturan yang sangat penting untuk mencerdaskan siswa dengan jalan mengembangkan kemampuan berfikir secara logis.yang selanjutnya dapat menunjang tujuan pendidikan nasional. Matematika berperan sebagai ilmu pembantu yang ampuh bagi ilmu pengetahuan lainnya. Terutama bagi ilmu pengetahuan ekstra.

Salah satu tugas guru disekolah adalah pemberian pelajaran pada siswa. Memproleh ilmu pengetahuan dari sekolah tersebut disamping mengembangkan pribadinya setiap . setiap guru dalam melakukan tugasnya selalu berharaf agar penyampaian ppengajaran itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan . tentunya perubahan tingkah laku dan hasi belajar siswa yang tingi setelah mengukuti proses belajar mengajar tersebut. Untuk menjamin tercapainya tujuan interaksi dengan baik. Guru bukan saja perlu mengetahui sumber-sumber vasilitas yang ada dan sekedar dapat membuat alat-alat khussu yang berupa gambar tetapi harus dapat menggunkan alat itu dengan baik . untuk alat-alat tertentu guru harus terlebih dahulu memeriksanya atau bahkan mencobanya sebelum tiba saatnya dipakai dalam proses pembelajarannya.

Salah satu usaha untuk memproleh hasil nelajar matematika yang baik. Khususnya dalam pengajaran materi bangun ruang adalah dengan memakai alat peraga gambar.penggunaan media yang berupa alat peraga gambar sebagai alat bantu dalam proses pengajaran pada umumnya bertujuan untuk mempertinggi prestasi ( hasil belajar ) siswa . 

Ada kalanya seorang siswa kurang mampu menerima beberapa materi matematika akibat dari kurangnya daya tamgkap dan kemampuan berfikir secar abstrak.

Hal ini sesuai dengan pendapat Bobby de Poeter.dkk ( 2005 : 36 ) yang mengatakan bahwa : “ pelajaran matematika menawarkan tantangan ekstra bagi siswa yang merupakan prosedur tekhnik akibat sifat abstrak mata pelajaran tersebut.jika kita mengucapkan sebuah media ( bisa berupa gambar, benda ,dll ) untuk menjelaskan sebuah konsep.maka konsep itu akan langsung berupa menjadi konkrit sehingga akan lebih muda di mengerti .”

Karena matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol. Maka konsep-konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu buku belajar itu didasari pada apa yang telah diketahuinya . 

Dalam hal ini penulis menganggkat materi bangun ruang yang kompetensi dasarnya mengitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola di kelas VIII SMP Swasta Panglima Polem Rantauprapat ( PPR ) tahun pelajaran 20011 / 2012.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis ingin mencerdaskan ide atau gagasan sebagai langkah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran. Matematika khususnya bangun ruang yang kopetensi dasarnya menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola dikelas VIII SMP Swasta Panglima Polem Rantauprapat ( PPR ) pada kegiatan-kegiatan yang terjadi dan dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan benda-benda alat peraga gambar secara konkrit yang terdapat disekitarnya untuk membantu proses pembelajaran.

1.2 Identifikasi Masalah 


Dari latar belakang diatas, maka identifikasi masalahnya adalah : 

1. Guru dalam kegiatan belajar tanpa mementingkan alat peraga disebabkan keterbatasan sarana dan prasarana.


2. Adanya anggapan bahwa pelajaran matematika itu termasuk pelajaran yang abstrak.


3. Apakah penerapan model pembelajaran menggunakan alat peraga gambar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.


1.3 Batasan Masalah 

Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga gambar pada kompetensi dasar menghitung luas dan volume tabung, kerucut dan bola di kelas VIII SMP Swasta Panglima Polem Rantauprapat Tahun Ajaran 2011/2012.

1.4 Rumusan Masalah 

Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan bantuan alat peraga gambar di kelas VIII SMP PPR.

1.5 Tujuan Penelitian 


Adapun tujuan penelitian ini adalah : 

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok bangun rung dikelas VIII SMP Swasta Panglima Polem Rantauprapat dengan menggunakan alat peraga gambar.

2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada materi pokok bangunruang dikelas VIII SMP Swasta Panglima Polem Rantauprapat selama menggunakan alat peraga gambar.

3. Untuk mengetahui pendapat siswa dikelas VIII SMP Swasta Panglima Polem Ranatuprapat tentang pelajaran menngunakan alat peraga gambar.


1.6 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini diharafkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga gambar.

2. Bagi guru

3. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk mempergunakan alat peraga gambar pada materi bangun ruang dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Bagi peneliti

Sebagai penggunaan bagi peneliti untuk dapat memilih dan menggunakan alat peraga gambar yang tepat pada proses belajar mengajar. 


BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1 KERANGKA TEORITIS

2.1.1 Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan dan dapat mengalasi kebosanan siswa. Perebedaan gaya belajar, minal, intelegensi, keterbatasan daya indera, saraf tubuh atau hambatan gerak, jarak, waktu dll.

Dapat di bantu dan diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan. Oleh sebab itu seorang guru perlu mengetahui bahwa siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda dan dengan daya tankap yang berbeda pula. Ada siswa yang dapat belajar dengan baik melalui cermah yang tersusun rapi saja, tetapi secara umum hail belajar siswa dapat ditingkatkan dengan bantuan bentuk-bentuk visual atau alat pengajaran dengan banya gambar dan bagan. Dalam penggunaan media pendidikan Guru harus tahu cara penggunaan nya. Media cenderung lebih tepat dipakai untuk menyajikan satu unit pengajaran. Untuk itu kita harus mengenal karakteristik dan kegunaan masing-masing media sebelum kita menetapkan media yan akan kita gunakan untuk mengajarkan suatu materi kepada siswa.Apabila yang kita gunakan tidak sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan maka hasil belajar siswa bisa tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

2.2 Tinjauan Materi 

Berdasarkan kurikulum KBK yang digunakan dikelas VIII SMP Swasta PPR saat penulis mengadakan PPL materi Bangun ruang mengenai menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola . untuk lebih jelasnya berikut akan diuraiakan sedikit mengenai Bangun Ruang sisi lengkung / selimut yang meliputi tabung, kerucut dan bola.

Selanjutnya perhatikan gambar berikut ini :







Gambar 1 Unsur-unsur kerucut


Gambar diatas menunjukkan unsur-unsur bangun ruang kerucut, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :

- Kerucut memiliki dua sisi, yaitu satu sisi datar berbentuk bidang lingkaran jari-jari r disebut bidang alas, dan satu sisi lengkung yang disebut selimut atau sisi tegak.

- Bidang alas yang berjari-jari r disebut jari-jari kerucut.

- Kerucut memiliki sebuah rusuk lengkung yang merupakan batas bidang dengan selimut.

- Sebagian pendapat menyatakan bahwa kerucut memiliki sebuah titik sudut sedangkan sebidang lagi menyatakan titik puncak kerucut bukan merupakan titik sudut karena sebenarnya kerucut tidak memiliki sudut.


Namun yang jelas jarak antara puncak kerucut ke titik pusat bidang alas disebut tinggi kerucut.

Sedangkan unsur-unsur bola dijelaskan dalam gambar berikut :





Gambar : 2 Unsur-unsur bola


Bangun ruang bola memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

- Memiliki satu sisi lengkung sebagai selimut bola 

- Jarak dari pusat bola ke titik pada sisi bola disebut jari-jari bola (r).


2.2.1 Luas Sisi Tabung, Kerucut, dan Bola

Tabung memiliki sebuah selimut yang berbentuk persegi panjang yang panjangnya sama dengan keliling lingkaran alasnya, yaitu 2pr dan lebarnya t (tinggi tabung). Luas ketiga sisi ini, luas bidang alas, atas, dan selimut disebut luas sisi tabung.

Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian berikut :

Jadi luas sisi tabung = Luas alas + Luas atas + Luas selimut

= pr2 + pr2 + 2prt

L = 2pr2 + 2prt

Jadi dapat disimpulkan bahwa :

Luas sisi tabung = 2pr2 + 2prt atau luas sisi tabung = 2pr (r + t)

Sedangkan untuk mencari luas sisi kerucut, yaitu dengan cara memotong sebuah kerucut yang sisi alasnya berjari-jari r, dan tingginya adalah t, serta garis pelukis s. Hasil potongan tersebut jika direntangkan pada bidang datar akan membentuk dua buah bangun yang masing-masing merupakan alas kerucut dan selimut kerucut.

Dari uraian di atas dapat disimpilkan bahwa luas sisi kerucut merupakan jumlah dari luas sisi alas dengan luas sisi selimut kerucut. Jadi, secara umum dapat dirumuskan bahwa :

Luas sisi kerucut = luas sisi alas + luas sisi selimut

= pr2 + prs

L = pr (r + s)

Jika diuraikan lebih lanjut, nilai s dapat dihitung dengan menggunakan dalil Pythagoras, yaitu : s2 = t2 + r2, maka nilai s = 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rumus mencari luas sisi kerucut adalah : L = pr2 + pr atau L = pr (r + )

Untuk mendapatkan rumus luas sisi bola dapat dilakukan percobaan sebagai berikut :

1. Sebuah bola dengan jari-jari r dipotong menjadi 2 bagian yang sama. Kemudian salah satu bagian dililiti tali. Berarti bagian yang dililiti tali sama dengan setengah bola.

2. Kemudian tali dilepas dan dibagi 2 sama panjang. Salah satu dari bagian ini dibuat lingkaran.

3. Lingkaran yang terbentuk dari tali tersebut ternyata memiliki jari-jari yang hampir sama dengan jari-jari bola. Sehingga luas lingkaran yang dibuat adalah pr2.

Kita pun tahu bahwa tali yang menutupi lingkaran ini merupakan tali yang menutupi separuh permukaan setengah bola. Sehingga untuk menutupi seluruh permukaan bola diperlukan empat kali panjang tali yang menutupi lingkaran. Dengan demikian diperoleh : L = 4pr2


2.2.2 Volume Tabung, Kerucut, dan Bola

Tabung adalah prisma tegak yang dibidang alas dan atasnya dianggap berbentuk lingkaran (segi banyak tak terhingga). Kita tahu bahwa tabung juga merupakan prisma, maka berlaku rumus volume = luas alas x tinggi. Karena luas alas tabung berbentuk lingkaran, maka diperoleh rumus volume tabung adalah :

Volume = Luas alas x tinggi

= pr2 x t

= pr2t

Keterangan : V = Volume tabung

r = jari-jari alas tabung

t = tinggi tabung

Pada kerucut volume dapat kita hitung dengan menggunakan rumus mencari volume limas. Hal ini karena kerucut merupakan limas yang bidang alasnya segi banyak tak terhingga. Volume kerucut = luas alas x tinggi. Selanjutnya, karena alas kerucut berbentuk lingkaran, maka V = pr2t.

Sedangkan untuk mendapatkan rumus volume bola dapat kita lakukan percobaan berikut :

1. Buatlah setengah bola dengan jari-jari yang telah diketahui ukurannya, misalnya r.

2. Buat juga sebuah tabung yang alasnya berjari-jari sama dengan jari-jari setengah bola (r) dan tingginya kali jari-jari bola.

3. Sediakan sebuah kerucut yang alasnya berjari-jari sama dengan jari-jari bola (r) dan tingginya 2 kali jari-jari bola.

4. Selanjutnya kerucut kita isi dengan pasir sampai penuh. Maka volume pasir dalam kerucut adalah :

V = pr2t = pr2(2r) = pr3

Selanjutnya pasir dalam tabung kita tuang kedalam bola. Ternyata setengah bola juga penuh terisi pasir. Hal ini berarti volume setengah bola = volume tabung = volume kerucut, yaitu pr3. Karena volume bola sama dengan 2 kali volume setengah bola, berarti volume bola yang berjari-jari r adalah :

V = 2 x pr3 = pr3

Berdasarkan kurikulum KBK, materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di kelas VIII masih ada lagi mengenai menghitung volume gabungan, dan menghitung besar perubahan dan perbandingan volume jika ukuran jari-jari berubah. Namun itu semua dapat kita hitung dengan menggunakan rumus-rumus yang telah kita bahas sebelumnya.


2.3 kerangka konseptual

Pengajaran yang disertai dengan media gambar sebagai alat bantu sangat besar peranannya dalam membangkitkan minat siswa untuk menikuti pelajaran. Dengan menggunakan media tidak saja mendengar apa yang disebut atau diajarkan guru , tetapi secara langsung ia sendiri dapat melihat atau menyaksikan maupun merasakannya. Hal inilah yang membangkitkan semangat belajar siswa sekaligus melenyapkan kebosanan belajar siswa. Oleh karena itu dengan sendirinya yang diberikan dengan mudah dapat diterima siswa dengan mudah dalam pikirannya .

Media sebagai alat bantu dapat merangsang aktivitas siswa yaitu dengan menggunakan alat peraga gambar pada pokok bahasan bangun ruang dengan strategi belajar yang sistematis. Alat peraga gambar dapat membuay siswa berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Jika siswa aktif,maka dengan sendirinya dapat diharafkan prestasi belajar siswa akan tinggi hasilnya .alat perag dapat pula membantu menumbuhkan keyakinan akan kebenaran dari hasil yang diproleh melalui pelaksanaan yang dilakukan dengan alat bantu . Hal ini akan membantunya pula mempergunakan daya pikirannya kea rah yang lebuih dinamis.


2.4 Hipotesis Tindakan 

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ada peningkatan hasil belajar siswa dalam menghitung luas selimut volume tabung, kerucut dan bola dikelas VIII SMP Swasta Panglima Polem Rantauprapat ( PPR ) setelah pembelajaran menggunakan alat peraga gambar.




BAB III
METODE PENELITIAN


3.1 Rancangan penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang memberikan infirmasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas dari hasil belajar siswa. Sehingga penelitian ini difokuskan pada tindakan-tindajan kelas sebagai usaha untuk meningkatkan aktivitas dalam belajar siswa. Penelitian tindakan kelas bercirikan dari perencanaan, pelaksanaan, dan sampai pada perbaikan terus enerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasil .

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

A. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Swasta Panglima Polem Rantauprapat 

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada semester genap T.A 2011/2012 pada bulan mei-juni sebanyak 4 kali.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP swasta Panglima Polem rantauprapat terdiri dari dua kelas secara acak sehngga terpilih kelas VIII B yang berjumla 26 siswa

B. Objek penelitian 

Yang menjadi objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan alat peraga gambar pada kompetensi dasar menghitung luas volume tabung, kerucut dan bola SMP Swasta Panglima Polem Rantauprapat tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 26 siswa.

3.4 Tehnik dan Alat pengumpulan Data 

Dalam penelitian ini tehknik penumpulan data berpedoman pada paradigm penelitian kualitatif dan kuantitatif. Ekowati dan mulyani menyatakan penelitian dimana data dikimpulkan dinyatakan dalam bentuk simbol seperti pernyataan,tanggapan, dan perasaan. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah yang datanya dilambangkan dengan simbol yang berupa angka-angaka. Dalam penelitian ini, tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah:

A. Tes 

Tes untuk mengukur sejauh hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. Dalam hal ini twes yang dimakasud adalah tes hasil belajar. Tes kemampuan awal berisikan soal-soal yang berkaitan dengan menggunakan alat peraga gambar pada pokok bahasan banhun ruang pada siswa kelas VIII SMP. Tes yang diberikan disusun dalam bentuk uraian sebanyak 5 soal , alas an memilih tes uraian karena tes uraian dapat melihat penguasaan materi siswa yang dilihat dari setiap langkah penyelesaiannya, sehingga guru dapat menilai kemampuan siswa lebih objektif.

Tes kemampuan awal diberikan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi menghitung luas selimut dan volume tabung , kerucut dan bola yang diberikan sebelum pemberian tindakan. Sedangkan tes hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa meningkat setelah pengajaran dengan menggunakan alat peraga gambar.

B. Observasi 

Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Observasi juga digunakan rekan sejawat peneliti selama proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini diproleh deskripsi yang menggambarkan sejumlah kegiatan dalam pembelajaran seperti interaksi yang tinggi terjadi antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan gurur serta kejadian penting selama proses pembelajaran berlangsung.

C. Wawancara

Wawancara adalah proses Tanya jawab oleh peneliti terhsdsp siswa kelas VIII SMP Swasta Panglima Polem . wawancara digunakan untuk melihat respon siswa terhadap alat peraga gambar yang dugunakan sebagai alat bantu belajar, serta untuk mengetahui bagaimana pembelajaran siswa dengan alat peraga gambar.

D. Dokomen 

Dokumen pengumpulan data digunakan untuk mendapatkan data tambahan serta informasi lainnya yang mendukung baik dalam bentuk 

tulisan maupun yang ditargetkan.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini jenisnya penelitian tindakan kelas ( PTK ) . Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktik. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan karena ada permasalahan yang dalam pembelajaran , kemudian dilakukan perencanaan tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut, yang dilanjukkan dengan upaya pelaksanaan tindakan pbservasi pelaksanaan . Hasil observasi selanjutnya direfeksi untuk mengetahui hasil pelaksanaan tindakan . Jika refleksi menunjukkan bahwa hasil belum memadai, maka dilanjutkan dengan siklus II yang di mulai dari perencanaaan , demikian seterusnya. 

Hal ini sesuai dengan jenis penelitian yaitu tindakan kelas, sehingga penelitian ini mempunyai tahap-tahap siklus sebagai berikut :

Siklus I 

1. Tahap Perencanaan 

a. Membuat Rencana pembelajaran 

b. Membuat media belajar yaitu alat peraga gambar yang berbentuk bangun ruang

c. Membuat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa pada saat sesudah dilakukan tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan 

a. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut.

b. Guru menyampaikan materi serja contohnya

c. Guru membantu siswa jika terdapat kesulitan dalam menyelesaikan tugas tersebut.

3. Tahap Observasi

Melakukan pengamatan sekaligus mengevaluasi hasil belajar siswa guru akan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa melalui :

a. Penguasan siswa dalam menggunakan alat peraga gambar 

b. Mengevaluasi hasil tes yang diberikan kapada siswa pada akhir siklus yang akan didata di lembar observasi, yang kemudian hasil observasi dan hasil tes akan dianalisis.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini akan dilakukan analisis data yang dikumpulkan, mengamati serta mengingat dan member makana terhadap data yang diproleh sehingga dapat diambil kesimpulan dari tindakan yang sudah dilakukan.

Hasil dari refleksi ini dapat digunakan sebagai perbandingan kondisi awal dengan siklus I dan dapat digunakan juga sebagai dasar untuk menyusun rencana selanjutnya.

Siklus II


1. Tahap Perencanaan 
a. Membuat rencana pembelajaran
b. Membuat lembar observasi
c. Membuat evaluasi untuk mengukur hasil dari belajar siswa pada saat 
sesudah dilakukan tindakan.


2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut.

b. Guru mengingat kembali pelajaran yang sebelumnya yang berkaitan dngan materi.

c. Guru menyampaikan materi serta contohnya.

d. Guru membantu siswa jika terdapat kesulitan dalam menyelesaikan tugas tersebut.

e. Guru membantu keaktifan siswa dan keseriusan siswa dalam proses oembelajaran.

3. Tahap Obserpasi

Melakukan pengamatan sekaligus mengevaluasi tingkat pemahaman siswa melalui :


a. Penguasaan siswa dalam menggunakan alat peraga gambar 

b. Mengevaluasi hasil tes yang diberikan kepada siswa pada akhir siklus yang akan didata di lembar observasi, yang kemudian hasil observasi dan hasil tes akan dianalisis.


4. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan memberikan makana terhadap data yang diproleh, memperjelas data yang diproleh dan mengambil kesimpulan dari tindakan yang sudah dilakukan selama peneliti melakukan penelitian.


3.6. Tehnik Analisis Data

Data yang diproleh yaitu dari tes hasil belajar dan observasi aktivitas yang dianalisis seingga memungkinkan adanya penarikan kesimpulan. Dari hasil tesdapat diketahui penungkatan siswa melalui penbelajaran menggunakan alat peraga gambar dengan melihat :

a. Tingkat hasil belajar matematika siswa

Pemberian Nilai yang diperoleh siswa digunakan rumus :

Dengan PPH adalah persentase perolehan hasil, dengan criteria yang digunakan sebagai berikut :

0% < PPH < 64% artinya siswa belum tuntas belajar
65% < PPH < 100% artinya siswa telah tuntas dalam belajar.

Data aktivitas siswa selama pembelajaran diamati oleh observer dan dianalisis dengan menggunakan skor dan persentase yang berpedoman pada criteria penilaian yang terdapat pada lembar pedoman observasi siswa.


Kategori Penilaian :


85% - 100% = Baik sekali (A)

75% - 84% = Baik (B)

65% - 74% = Cukup (C)

55% - 64% = Kurang (D)

0% - 54% = Sangat Kurang (E)

3.7. Tingkat Ketercapaian Indikator Hasil Belajar

Suatu indikator hasil belajar telah tercapai apabila paling sedikit 65% siswa telah tuntas belajar untuk semua butir soal yang berkaitan dengan indikator tersebut. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Pencapaian Indikator berdasarkan jumlah indikator yang ditetapkan telah tercapai. dengan demikian untuk mengetahui ketercapaian indikator hasil belajar digunakan rumus : 


( Sudjana, 2003 : 75 )

Dimana :

T = Persentase pencapaian indikator hasil belajar 

Si = Skor siswa untuk butir ke-i

Smaks = Skor maksimal untuk butir ke-i

a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Dapat dianalisis dengan :

Kriteria Penilaian adalah sebagai berikut : 

85% - 100% = Baik sekali (A)

75% - 84% = Baik (B)

65% - 74% = Cukup (C)

55% - 64% = Kurang (D)

0% - 54% = Sangat Kurang (E) 



DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitiaan Tindakan kelas. Jakarta : PT. bumi Usaha Nasional.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar evaluasi Pendidikan.

Derporter, Bobbi, ddk. 2005. Quantum Teaching. Kaifa. Bandung

Sudjana, Nana. 2003. Penelitian hasil belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdikarya.

Suherman, Erman. 2001. Evaluasi Proses dan hasil belajar Mnatematika. Jakarta : Universitas terbuka.

Sukmadinata, Nana Syaudiah. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Penerbit PT. Remaja Rosdaka

Cek Kecepatan Loading Blog Dengan Pagespeed Insight Google

Kecepatan Loading Blog. Blog merupakan media untuk bertukar informasi di dunia maya, jutaan informasi beredar setiap harinya di dunia maya, kita bisa mencari informasi apa saja di dunia maya, yang disebut dengan internet. Sebagai salah satu media informasi blog digunakan untuk perantara antara orang yang membutuhkan informasi dengan orang yang memberikan informasi.

Ketika pencari iformasi membuka sebuah laman blog, atau web, maka web tersebut akan membuka, dan menampilkan informasi yang dicari, lamanya halaman web terbuka yang disebut dengan loading halaman web, blog.

Semakin lama web terbuka, maka semakin membuat pencari informasi kesal, dan jenuh, pencari informasi tidak mau berlama-lama menunggu halaman blog loading, Mungkin saja mereka langsung menutup browsernya. Untuk itu loading blog yang cepat sangat dibutuhkan untuk mempercepat terbukanya halaman blog.

Pengertian loading adalah proses memuat dan mengumpulkan bagian-bagian terpisah suatu file atau class dalam satu tempo untuk mendukung / support kinerja system secara keseluruhan.

Gambaran mengenai proses loading.
Loading layar yang menyamarkan lamanya waktu bahwa program diperlukan untuk memuat yang umum ketika permainan komputer yang dimuat dari kaset, sebuah proses yang bisa memakan waktu lima menit atau lebih. Saat ini, sebagian besar game-download digital, dan karena itu dimuat off hard drive yang berarti beban kali lebih cepat, namun, beberapa game juga dimuat off dari optical disk, lebih cepat dari media magnetik sebelumnya, tapi masih termasuk loading layar untuk menyamarkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menginisialisasi permainan dalam RAM.

Karena layar loading data itu sendiri perlu dibaca dari media, itu benar-benar meningkatkan waktu loading keseluruhan. Misalnya, dengan ZX Spectrum permainan, data layar membutuhkan 6 kilobyte, mewakili peningkatan waktu loading dari sekitar 13% lebih game yang sama tanpa layar loading

Kembali kepada masalah loading halaman blog, agar pengunjung tidak menutup browsernya, maka kita harus mempercepat loading blog, agar halaman blog cepat dimuat. Apakah anda sudah mengecek kecepatan loading blog anda?Bagaimana kecepatan loading blog setelah anda mengeceknya?cepat atau lamakah halaman blog dimuat.

cara mengetahui kecepatan loading blog

Untuk mengetahui seberapa cepat blog loading, dapat dicek dengan menggunakan pagespeed dari google, kecepatan loading blog jika dicek dengan pagespeed insight ini sangat akurat. saya sendiri hampir setiap hari cek kecepatan loading blog saya untuk mengetahui kecepatan loading blog setiap hari, hal ini saya lakukan juga untuk memantau kecepatan loading blog setiap saat. Sehingga jika terjadi hal loading blog menjadi lambat, bisa cepat diatasi dan dicari masalahnya, sehingga bisa didapatkan solusinya intuk mengatasi masalah loading blog yang lama.

Cek Kecepatan Loading Blog Dengan Pagespeed Insight Google

Cara mudah untuk mengetahui kecepatan loading halaman blog dengan mengeceknya langsung di https://developers.google.com/speed/pagespeed/insights/?hl=in.

Berikut ini langkah-langkah untuk mengecek kecepatan loading halaman blog guna mengetahui kecepatan loadingnya.

1. Masuk ke alamat diatas.
2. Copi dan pastekan alamat url anda
3. Klik analisis.
4. Tunggu hasilnya.

Bagaimana hasinya?Berapa skor kecepatan loading halaman blog anda. Semoga artikel singkat ini bisa membantu untuk meningkatkan kecepatan loading halaman blog.

Makalah Tentang Metabolisme Bakteri

Makalah Tentang Metabolisme

Metabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virus

makalah biologi tentang struktur tumbuhan

struktur tumbuhan
struktur tumbuhan

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA TUMBUHAN

STRUKTUR JARINGAN PADA TUMBUHAN

Kali ini kita akan membahas tentang Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Langsung saja ke postingan kita, cekidot.


Jaringan Tumbuhan

struktur dan jaringan tumbuhan

gambar struktur jaringan tumbuhan

gambar jaringan tumbuhan

sistem jaringan tumbuhan

Tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu pada tempat tertentu membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh bahan antarsel membentuk suatu kesatuan.

Seiring tahap perkembangannya, jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.

1. Jaringan Meristem

Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu secara terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel meristem biasanya merupakan sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Ciri-ciri sel meristem biasanya berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil, inti besar, dan plastida belum matang. Bentuk sel meristem umumnya sama ke segala arah, misalnya seperti kubus.

Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada 3 macam meristem, yaitu meristem apikal, meristem lateral, dan meristem interkalar. Meristem apikal terdapat di ujung batang dan ujung akar.



Jaringan Meristem


Meristem interkalar merupakan bagian dari meristem apikal yang terpisah dari ujung (apeks) selama pertumbuhan. Meristem interkalar (antara) terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang rumput. Meristem lateral terdapat pada kambium pembuluh dan kambium gabus.


Berdasarkan asal terbentuknya, meristem dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder.

a. Meristem Primer
Meristem primer adalah meristem yang berkembang dari sel embrional. Meristem primer terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan primer memungkinkan akar dan batang bertambah panjang. Dengan demikian, tumbuhan bertambah tinggi.

Meristem primer dapat dibedakan menjadi daerah-daerah dengan tingkat perkembangan sel yang berbeda-beda. Pada ujung batang terdapat meristem apikal. Di dekat meristem apikal ada promeristem dan ujung meristematik lain yang terdiri dari sekelompok sal yang telah mengalami diferensiasi sampai tingkat tertentu.

Daerah meristematik di belakang promeristem mempunyai tiga jaringan meristem, yaituprotoderma, prokambium, dan meristem dasar. Protoderma akan membentuk epidermis, prokambium akan membentuk jaringan ikatan pembuluh (xilem primer dan floem primer) dan kambium. Meristem dasar akan membentuk jaringan dasar tumbuhan yang mengisi empelur dan korteks seperti parenkima, kolenkima, dan sklerenkima. Tumbuhan monokotil hanya memiliki jaringan primer dan tidak memiliki jaringan sekunder. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan primer dan jaringan sekunder.

b. Meristem Sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi (sudah terhenti pertumbuhannya) tetapi kembali bersifat embrional. Contoh meristem sekunder adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dikotil dan Gymnospermae, yang dapat terbentuk dari sel-sel korteks di bawah epidermis.

Jaringan kambium yang terletak di antara berkas pengangkut (xilem dan floem) pada batang dikotil merupakan meristem sekunder. Sel kambium aktif membelah, ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke luar membentuk floem sekunder. Akibatnya, batang tumbuhan dikotil bertambah besar. Sebaliknya batang tumbuhan monokotil tidak mempunyai meristem sekunder sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Itulah mengapa batang monokotil tidak dapat bertambah besar.

2Jaringan dewasa 
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan ini juga disebut jaringan permanen karena telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi fungsi dari sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem. Jaringan dewasa meliputi jaringan pelindung (epidermis dan jaringan gabus), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).
(Bagian dari: Jaringan Tumbuhan)

Berikut adalah sifat-sifat dari jaringan dewasa:
Sel-selnya sudah tidak mengalami pembelahan, tetapi telah berdiferensiasi sehingga membentuk jaringan yang kompleks dan saling mendukung.
Ukuran sel yang relatif lebih besar dibandingkan sel-sel pada jaringan meristem.
Plasma sel sedikit karena ukuran vakuola besar.
Terdapat ruang antarsel.

1. Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis adalah jaringan terluar pada organ-organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai penutup permukaan tumbuhan dan sebagai pelindung organ tumbuhan.

Berikut adalah ciri-ciri jaringan epidermis:
Terdiri dari satu lapis yang tersusun atas sel-sel hidup dan tersusun rapat sehingga tidak ada ruang antarsel.
Bentuk, ukuran, dan susunannya beragam. Namun umumnya berbentuk persegi panjang.
Tidak memiliki klorofil. Kecuali pada epidermis tumbuhan paku.
Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan, namun dinding sel epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain tetap tipis.
Dapat mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis. Seperti:
Stomata (mulut daun). Berfungsi sebagai akses keluar masuk oksigen dan karbon dioksida.
Trikomata (rambut-rambut). Berfungsi sebagai pelindung pada hampir seluruh permukaan tumbuhan.
Spina (duri). Terdapat pada beberapa jenis tumbuhan seperti mawar dan bunga kertas.
Velamen. Sering disebut epidermis ganda. Terdapat pada akar gantung.
Sel kipas. Terdapat pada bagian atas permukaan daun beberapa jenis tumbuhan. Fungsinya untuk mengurangi penguapan.
Sel kersik yang menyebabkan permukaan batang tumbuhan menjadi keras. Contohnya pada tumbuhan tebu.

2. Jaringan Parenkim

Jaringan parenkim adalah jaringan dasar yang ditemukan pada hampir semua organ tumbuhan. Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologis dan siologis yang bervariasi.

Ciri-ciri jaringan parenkim adalah:
Sel-selnya berukuran besar dan berdinding tipis. Umumnya berbentuk segi enam.
Vakuola berukuran besar dan memiliki banyak vakuola.
Letak inti sel mendekati dasar sel.
Mampu bersifat embrional dan meristematik. Sehingga dapat membelah diri.
Susunannya renggang sehingga banyak ruang antarsel.

Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi:
Parenkim asimilasi (klorenkim), mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.
Parenkim penimbun, menyimpan cadangan makanan.
Parenkim air, mampu menyimpan air.
Parenkim udara (aerenkim), menyimpan udara karena mempunyai ruang antarsel yang besar.
Parenkim pengangkut, terdapat di sekitar xylem dan floem untuk mengangkut air, unsur hara, serta zat-zat hasil fotosintesis.
Parenkim penutup luka, memiliki kemampuan regenerasi dengan cara berubah menjadi sifat meristematik sehingga dapat membentuk jaringan parenkim yang baru.

Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi yang bervariasi. Jaringan ini bertanggung jawab terhadap segala proses fisiologis. Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena dapat dijumpai pada setiap bagian tumbuhan. Pada batang dan akar, parenkim terdapat di antara epidermis dan pembuluh angkut sebagai korteks. Parenkim juga dapat ditemukan sebagai empulur batang. Pada daun, parenkim berperan sebagai mesofil daun serta dapat berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Pada buah dan biji, parenkim berperan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
Ciri-ciri jaringan parenkim adalah sebagai berikut.
• Sel hidup, berukuran besar, pada umumnya berdinding primer tipis dan berbentuk polihedron.
• Memiliki inti sel dan banyak vakuola.
• Memiliki ruang antarsel sehingga letak sel tidak rapat.
• Bersifat meristematik karena sel-selnya dapat membelah diri bahkan ketika dewasa sehingga berperan penting dalam regenerasi.

Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi 6 macam.
a. Parenkim asimilasi, parenkim yang melakukan proses ppembuatan zat-zat makanan dengan cara fotosintesis. Parenkim asimilasi terdapat di bagian tumbuhan yang berwarna hijau karena mengandung klorofil, sehingga disebut jaringan klorenkim.
b. Parenkim penimbun, parenkim yang berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan, karena memiliki vakuola yang besar. Parenkim penimbun terletak di bagian empulur batang dan akar, umbi akar rimpang serta biji. Cadangan makanan yang disimpan berupa gula, tepung lemak dan protein.
c. Parenkim air, parenkim yang mampu menyimpan air berdinding sel tipis dan memiliki vakuola yang besar berisi cairan agak berlendir. Zat berlendir tersebut dapat meningkatkan daya simpan air dari oleh sel. Parenkim air terdapat pada tumbuhan epifit dan xerofit misalnya Aloe vera (lidah buaya).
d. Parenkim udara (aerenkim), parenkim yang mampu menyimpan udara, karena memilii ruang antar sel yang besar. Parenkim air terdapat pada tangkai daun Canna sp dan alat pengapung tumbuhan air misalnya eceng gondok.
e. Parenkim pengangkut, parenkim yang terdapat di sekitar xilem dan floem yang sel-selnya memanjang sesuai arah pengangkutannya.
f. Parenkim penutup luka, parenkim yang bersifat meristematik kerena melakukan pembelahan diri untuk regenerasi parenkim baru. Parenkim penutup luka disebut juga fellogen (kambium gabus).

Berdasarkan bentuknya jaringan perenkim dapat dibedakan menjadi empat macam.
a. Parenkim palisade, terdiri atasa sel-sel berbentuk panjang tegak dan mengandung banyak kloroplas. Parenkim palisade terdapat pada mesofil daun dan terkadang pada biji.
b. Parenkim bunga karang, terdiri atas sel-sel yang bentuk dan ukurannya tidak teratur dan memiliki ruang antar sel yang lebih besar. Parenkim bunga karang terdapat pada mesofil daun.
c. Parenkim bintang (aktinenkim), terdiri atas sel-sel berbentuk seperti bintang dan saling bersambungan di bagian ujung parenkim bintang terdapat pada tangkai Canna sp.
d. Parenkim lipatan, terdiri atas sel-sel dengan dinding sel yang mengalami lipatan ke arah dalam dan banyak mengandung kloroplas. Parenkim lipatan terdapat pada mesofil daun pinus dan padi.
3. Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong adalah jaringan yang berfungsi memberikan kekuatan bagi tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Sel-selnya kuat, tebal, dan telah mengalami spesialisasi. Selain untuk memperkuat, jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung biji dan berkas vaskuler. Jaringan ini terdiri atas jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

Jaringan penyokong adalah jaringan yang menunjang bentuk tubuh tumbuhan . Ciri-ciri jaringan penyokong yaitu memiliki dinding sel yang tebal dan kuat, serta memiliki spesialisasi pada sel-selnya.

Jaringan penyokong berfungsi untuk :
• Menegakan batang dan menguatkan daun,
• Melindungi tumbuhan dari gangguan mekanis
• Melindungi embrio di bagian biji,
• Melindungi jaringan pengangkut
• Memperkuat jaringan aerenkim
Berdasarkan bentuk dan sifatnya jaringan penyokong dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim.

1) Jaringan Kolenkim
Sel mengalami penebalan pada bagian sudut.
Penebalan berupa selulosa.
Berupa sel hidup.
Umumnya berkelompok membentuk untaian atau silinder.
Terletak pada bagian terluar batang dan urat daun.

Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan ini terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga dan buah serta akar yang terkena cahaya matahari. Pada batang kolenkim dapat ditemukan dalam bentuk silinder atau jalur-jalur yang membujur. Pada daun, kolenkim dapat ditemukan di salah satu sisi atau kedua sisi tulang daun dan di sepanjang pinggir helaian daun. Tumbuhan monokotil umumnya tidak memiliki jaringan kolenkim jika sejak muda selnya sudah membentuk sklerenkim.
Jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
• Tersusun dari sel-sel yang hidup
• Ukuran dan bentuk sel beragam, ada yang berbentuk prisma pendek atau panjang seperti serat dengan ujung meruncing.
• Penebalan dinding sel tidak teratur. Hanya memiliki dinding sel yang primer dan lunak, lentur dan tidak berlignin. Namun kolenkim dewasa kurang lentur dan lebih keras
• Isi sel mengandung kloroplas dan tanin.

Terdapat hubungan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dengan parenkim. Jika keduanya terletak berdampingan, dapat ditemukan sel-sel peralihan antara kolenkim dan parenkim.

2) Jaringan Sklerenkim
Seluruh bagian dinding sel mengalami penebalan.
Penebalan berupa lignin.
Berupa sel mati.
Umumnya ditemui pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Terletak pada korteks, perisikel, di antara xilem dan floem.
Terdiri dari dua macam: berbentuk serat (rami) dan sklereid (kulit kacang).

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat pada organ tumbuhan yang sudah berhenti melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Ciri-ciri jaringan sklerenkim yaitu sel-selnya memiliki dinding sekunder yang tebal biasanya mengandung zat lignin bersifat kenyal karena sel-selny telah mati. Jaringan sklerenkimdikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu serabut(serat-serat) skelerenkim dan sklereid (sel batu).
(1) Serabut (serat skelrenkim)
(2) Sklereid (sel batu)
Berdasarkan bentuknya sklereid dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
• Brakisklereid
• Makrosklereid
• Osterosklereid
• Asterosklereid
• Trikosklereid

4. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut adalah jaringan yang bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Jaringan pengangkut juga disebut berkas vaskuler (berkas vaskuler). Terdiri dari dua jaringan yaitu xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh kulit kayu).

1) Xylem

Terdapat pada bagian kayu tanaman, berfungsi menyalurkan air dari akar menuju bagian atas tanaman. Xylem ada dua macam, yaitu trakea dan trakeid. Xilem tersusun atas:
Unsur trakeal, terdiri dari trakea (sel-sel berbentuk tabung) dan trakeid (sel-selnya panjang dengan lubang pada dinding selnya).
Serabut xylem, terdiri atas sel panjang dengan ujung meruncing.
Parenkim kayu, berisi zat seperti cadangan makanan, tanin, dan kristal.

2) Floem

Terdapat pada kulit kayu, berfungsi menyalurkan zat makanan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Floem tersusun atas:
Buluh tapis, berbentuk tabung dengan ujung berlubang.
Sel pengiring, berbentuk silinder dengan plasma yang pekat.
Serabut floem, berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan dindingnya tebal.
Parenkim floem, selnya hidup, memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang disebut noktah. Parenkim floem berisi tepung, damar, atau kristal.

3) Tipe Ikatan Pembuluh Angkut
Ikatan pembuluh kolateral. Terbentuk dari xylem dan floem yang letaknya bersebelahan dalam satu jari-jari yang sama.
Ikatan pembuluh konsentris. Terdiri atas xylem dan floem yang membentuk cincin silindris.
Ikatan pembuluh tipe bikolateral. Xylem diapit oleh floem luar dan floem dalam.
Ikatan pembuluh tipe radial. Xylem dan floem bersebelahan pada jari-jari yang berbeda.

4) Tabel Perbedaan Xylem dan Floem

Pembanding

Xylem

Floem
Terbuat dari Sel mati Sel hidup
Tebal dinding sel Tipis Tebal
Pembuat dinding sel Lignin (selulosa keras) Selulosa
Permeabilitas dinding sel Impermeabel Permeabel
Sitoplasma Tidak ada Ada
Fungsi Mengangkut air dan unsur hara mineral Mengangkut hasil fotosintesis
Dibawa ke Daun Seluruh bagian tumbuhan
Arah aliran Ke atas Ke atas dan bawah
Jaringan yang menyertai Serabut Sel pengiring

5. Jaringan Gabus

Jaringan gabus adalah jaringan yang berfungsi untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air. Maka dari itu, jaringan gabus bersifat kedap air.

makalah biologi tentang struktur tumbuhan makalah biologi tentang struktur tumbuhan makalah biologi tentang struktur tumbuhan makalah biologi tentang struktur tumbuhan

ciri tumbuhan monokotil

ciri-ciri tumbuhan monokotil

ciri tumbuhan monokotil yang paling terlihat adalah buahnya, bijinya tunggal, berkeping satu, dan memiliki satu daun lembaga.

ciri-ciri akar tumbuhan monokotil yaitu berakar serabut, ciri-ciri daunnya berseling, ciri-ciri bijinga tumbuhan monokotil adalah biji berkeping satu, ciri daun tumbuhan monokotil yaitu sejajar dan berbentuk pita


ciri-ciri pada tumbuhan monokotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki adalah :

• Bentuk Akar Memiliki sistem akar serabut
• Bentuk sumsum atau pola tulang daun Melengkung atau sejajar
• Kaliptrogen / tudung akar Ada tudung akar / kaliptra
• Jumlah keping biji atau kotiledon satu buah keping biji saja
• Kandungan akar dan batang Tidak terdapat kambium
• Jumlah kelopak bunga Umumnya adalah kelipatan tiga
• Pelindung akar dan batang lembaga Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga /keleorhiza
• Pertumbuhan akar dan batang Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar