Showing posts with label BIOLOGI. Show all posts
Showing posts with label BIOLOGI. Show all posts

MAKALAH BIOLOGI TENTANG JAMUR

makalah biologi tentang jamur

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik).

Ruang lingkup yang dipelajari dalam biologi sangat luas, agar mudah mepelajarinya biologi dibagi menjadi berbagai cabang ilmu berdasarkan bidang yang dipelajari seperti mikologi, dimana mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang jamur serta peranannya bagi kehidupan manusia. Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih luas.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, berpengaruh terhadap semua sisi kehidupan termasuk ilmu pengetahuan biologi ini. Sejak ditemukannya berbagai alat tekhnologi, pembahasan ilmu biologi semakin menjadi kompleks, contohnya Fungi atau Jamur. Makalah ini mencoba membahas salah satu bab di bidang ilmu pengetahuan biologi ini yaitu tentang Jamur ( Fungi).

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah membaca dan mempelajari,diskusi terhadap berbagai macam Jamur, cara reproduksinya dan peranannya bagi kehidupan manusia, diharapkan kami dapat:

1. Mendiskripsikan ciri – ciri umum Phylum dalam Kingdom Jamur.
2. Membandingkan cara-cara reproduksi pada Jamur.
3. Membuat laporan tertulis hasil pengamatan jenis – jenis jamur yang ada di lingkungannya.
4. Menyajikan contoh peranan Jamur bagi kehidupan manusia.

C. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas pada pelajaran biologi.
2. Sebagai bahan untuk kita dalam memahami lebih baik mengenai jamur.

D. METODE PENULISAN

Dalam pembuatan makalah ini untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan kami menggunakan metode seperti:

1. Kami membaca buku-buku dan kumpulan mata pelajaran yang berkaitan dengan materi ini.
2. Kami mencari informasi di internet.




BAB II
PEMBAHASAN


Karakteristik Jamur

Secara umum karakteristik jamur adalah sebagai berikut:
Merupakan organisme eukariotik yaitu dengan sel yang memiliki selaput inti dengan panjang sel 10 -100 m
Dinding selnya tersusun atas kitin yaitu polisakarida structural yang digunakan untuk menyusun eksoskleton dari artropoda.
Tidak memiliki klorofil
Tidak bias berfotosintesis
Memperoleh nutrient melalui penyerapan(absorpsi), untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organic dari lingkungan melalaui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen.
Bersel satu ( uniseluler ) atau banyak ( multiseluler )
Habitatnya ditempat lembab dengan PH lingkungan yang cendrung asam.
Bereproduksi dengan menghasilkan spora
Memiliki tiga sifat yaitu saproft, parasit, atau bersimbiosis dengan organism lain.
Makanan dicerna dengan pencernaan ekstraseluler yakni pencernaan dengan cara mensekresikan enzim hidrolitik. Enzim tersebut mampu menguraikan molekul organic kompleks dari kayu ( subtrat ) sehingga dapat diserap oleh jamur.
Tidak memiliki organ akar, batang, dan daun sejati. Tubuh jamur dikategorikan sebagai talus, berbentuk benang – benang halus ( hifa ) yang bercabang – cabang membentuk jarring – jarring hifa ( miselium )

Hifa adalah stuktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membrane plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat, haustoria dapat menembus jaringan substrat.




Berdasarkan morfologinya, jamur dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

Khamir ( Yeast ) yang bersel satu
Contohnya : Saccharomyces

Kapang ( molds ) yang berbentuk benang
Contohnya : Neorospora ( Jamur Oncom )

Cendawan ( Mushroom) yang berbentuk seperti paying
Contohnya : Auricularia ( Jamur Kuping )

Sebagai makhluk heterofrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Parasit obligat, merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya sedangkan diluar inangnya tidak dapat hidup.

Misalnya, pneumonia carinii ( khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS)
Parasit Fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan iang yang sesuai, tetapi bersifat sapofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organic yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisasi yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada subtract makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Hifa dapat juga langsung menyerap bahan – bahan organic dalam bentuk sederhana yang dikeluarksn oleh inangnya.



KLASIFKASI JAMUR

Mikologi Berasal dari bahasa Yunani Mykes yang berarti Jamur dan Logos yang berarti Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa Inggris Jamur disebut Fungi / Fungus. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi klasifikasi fungi, kerugian dan peranan jamur dam kehidupan manusia. Seiring perkembangan teknologi jambur banyak digunakan dalam bioteknogi, misalnya pembuatan tempe, pembuatan pesellin.

Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih luas. Fungi atau jamur didefinisikan sebagai kelompok organism eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan menyerap senyawa organik, serta berkembang biak secara seksual dan aseksual.

Di alam ada sekitar 100.000 jenis jamur yang sudah dikenal dan lebih dari 1.000 jenis baru yang berhasil dideskripsikan oleh para ahli setiap tahunnya. Bahkan mungkin masih ada sekitar 200.000 jenis lain yang sampai saat ini belum ditemukan atau dideskripsikan. Sementara itu, kegiatan manusia dalam mengeksploitasi alam berpeluang mengancam keberlangsungan hidup organisme tersebut. Perusakan hutan hujan tropis yang hampir terjadi setiap hari atau perusakan habitat jamur yang lain tidak diragukan lagi berpotensi membawa jenis- jenis organisme berspora tersebut kepada kepunahan, bahkan sebelum mereka sempat ditemukan dan dipelajari oleh para ahli.

Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di tempat-tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya matahari. Jamur tidak berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Jamur hidup dari senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi dari organisme lain.
Jamur yang prinsip nutrisinya adalah heterotrof menyebabkannya memiliki kemampuan hidup sebagai pemakan sampah (saprofi t) maupun sebagai penumpang yang mencuri makanan dari inangnya (parasit). Jamur saprofit adalah jamur yang makanannya berupa senyawa organik yang telah diuraikan. Jamur ini memiliki enzim-enzim tertentu yang dapat merombak senyawa-senyawa organik. Biasanya jamur ini hidup dibagian organisme yang telah mati, misalnya pada serasah atau batang kayu yang telah lapuk.

Jamur dapat dibagi menjadi 6 kelompok, yakni :

1. Divisi Zygomycota

Divisi Zygomycota dikenal sebagai jamur zigospora. Zogospora merupakan bntuk spora seksual berdinding tebal.

a. Ciri Jamur Zygospora

· Hampir semua anggotanya hidup pada habitat darat

· Kebanyakan hidup sebagai saprofit

· Tubuh ber sel banyak berbentuk benang yang tidak bersekat

· Tidak menghasilkan sproa berflagel

· Reproduksi seksual menghalkan zigosprora

b. Reproduksi Jamur Zygospora

Untuk mengetahui proses reproduksi jamur zygospora dapat dilihat dari cara reproduksi rhyzopus. Cara reproduksi amur tersebut dianggap repreentatif untuk seluruh anggota jamur zygospora. Dapat berproduksi secara aseksual dan seksual.

· Reproduksi aseksual dilakukan dengan spora yang tersimpan didalam sporagium.spora yang terpecah dan terbawa angin yang jatuh ditepat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru.

· Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara konjugasi. Proses ini terjadi pada hifa-hifa yang berlainan jenis (+) atau (-)

c. Contoh jamur zigospora

Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:

· Rhizopus stolonifer disebut juga jamur roti hitam. Sebagian hifa tumbuh mendatar dipermukaan roti. Struktur hifa seperti ini disebut stolon. Sebagia hifa tumbuh di dalam roti berbentuk rizoid yang berfungsi untuk melekatkan diri pada substrat dan menyerap makanan.

· Rhizopus orizae berperan dalam pembuatan tempe.

· Rhizopus nigricans menghasilkan asam fumarat.

. Rhizophus stolonifera
Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki rizoid dan stolon. Merupakan saprofit yang hidup pada bungkil kedelai dan bermanfaat dalam pembuatan tempe.

. Mucor mucedo
Jamur ini hidup secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor. 

Pilobolus sp.

Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower, karena bila sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai sejauh 8 meter. Spora tersebut kemudian melekat pada rumput atau tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan tumbuh pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.

2. ­­Divisi Ascomycota

Dikenal sebagai jamur kantong. Dan merupakan kelompok terbesar dari keempat diisi jamur.

a. Ciri jamur kantong

· Memiliki struktur khusus yang disebut askus

· Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan berupa multiseluler

· Hidup sebagai saprofit dan parasit

b. Reproduksi jamur kantong

· Reproduksi aseksual dilakukan dengan dengan cara pembentukan tunas (pada tunas jamur uniseluler) dan spora aseksual (pada jamur multiseluler)

· Reproduksi aseksual dilakukan dengan askus. Askus adalah semacam kanton gspora yang menghasilkan askospora.

c. Contoh jamur kantong

· Saccharomyces merupakan jamur uniseluer. Jamur ini biasa dikenal oang sebagai ragi, khamir, atau yeast.

· Peicillium hidup sebagai saprofit di berbagai tempat, terutaman pada substrat yang mengandung gula, seperti nasi, roti, dan buah yang sudah ranum.

· Aspergillus dapat hidup sebagai saprofit dan parasit pada substrak makanan, pakaian, manusia, dan burung.

· Trichoderma umumnya dapat menghasilkan enzim selulose sehingga jamur ini sering disebut bersifat selulotik.

· Neurospora crassa dikenal sebagai jamur onom karena jamur ini banyak digunakan masyarakat setempat untuk membuat oncom.

· Xylaria tabacna hidup sebagai parasit pada petai cina. Selain itu, jamur ini banyak terdapat pada batang pohon yang telah busuk.

· Morchella esculenta merupakan jenis jamur yang dapat dijadikan sebagai bahan makanan. Jamur ini memiliki tngkai pada buahnya. Tubuh buah umumnya berbentuk kerucut.

· Claviceps purpurea merupakan jenis jamur yang biasa hidup parasit pada bakal buah graminease.

3. Divisi basidiomycota

Dikenal sebagai jamur gada. Disebut demikian karena kelompok jamur ini memiliki organ penghasil spora berbentu gada yang disebut basidium.

a. Ciri jamur gada

· Kebanyakan berukuran makroskopis

· Miselium bersekat

· Tubuh buah (basidiokarp) berbentuk panjang, lembaran-lembaran yang berliku-liku, atau bulat.

· Hidup sebagai saprofit dan parasit.

b. Reproduksi jamur gada

Pada umumnya jamu gada bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan konidium namun reproduksi demikian jarang terjadi.

· Spora basidium atau kanidium berkecambah, tumbuh menjadi hifa beekat dengan satu initi (monokariotik). Hifa tersebut tumbuh membentuk mselium

· Hifa dari dua strain yang berbeda masing-masing ujungnya bersinggungan dan melebur yang diikuti dengan larutnya masing-masing miselium

· Inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang yang lainnya sehingga sel terseut memiliki dua inti (dikariotik)

· Sel dikariotik tumbuh menjadi miselium dikariotik dan seterusnya tumbuh menjadi tubuh buah.

· Masing – masing basidium memiliki dua inti (2n). Kedua inti tersebut mengalami meiosis sehingga terbentuk empat inti haploid.

· Inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium atau disebut juga spora seksual.

c. Contoh jamur gada

· Volvariella volvacea (jamur merang), tubuh buah berbentuk payung, terdiri atas lembarang – lembaran yang berisi basidium dan tubuhnya agak berwarna merah, dapat dimakan dan enak rasanya.

· Auricularia polytricha (jamur kuping), hidup sebagai saprofit pada kayu mati, tubuh buahnya enak dimakan untuk sayuran dan sudah banyak dibudidayakan.

· Pleurotus (jamur tiram) hidup baik pada substrat yank banyak mengandung lignin dan selulosa. Biasanya jamur ini banyak terdapat pada batang kayu yank masih hidup / sudah mati.

· Polyporus giganteus (jamur papan), hidup sebagai saprofit pada kayu, kayu yang telah lapuk.

· Clavaria zippelli (supa mayang), hidup sebagai saprofit di tanah kawasan hutan. Tubuh buahnya tegak bercabang – cabang sehingga membentuk bangunan, seperti batu karang.

· Amanita phalloides hidup sebagai saprofit pada sisa sisa kotoran ternak dan tubuhnya berbentuk seperti payung.

· Puccinia graminis (jamur karat) hidup sebagai parasit pada daun rumput – rumputan, tubuhnya mikroskopis, tidak memiliki tubuh buah, dan sporanyaberwarna merah kecoklatan, seperti warna karat.

· Ustilago maydis, sering ditemukan pada tanaman jagung.

4. Divisi Deuteromycota

Dikenal sebagai jamur imperfekti/jamur tak sempurna. Disebut demikian karena kelompok jamur ini belum mengetahui cara reproduksi seksualnya.

a. Ciri jamur imperfekti

· Hifa berseka sekat

· Tubuh berukuran mikroskopis

· Hidup sebagai saprofit (pada isa-sisa makanan atau sampah) dan parasit

b. Reproduksi jamur mperfekti 
bereproduksi secara aseksual yaitu dengan konidia. Reproduksi seksualnya belum diketahui.

c. Contoh jamur imperfekti

· Epidermophyton floocosum è jamur ini merupakan timbunya penyakit kaki atlet

· Microporum dan Trighophyton è kedua jenis jamur ini sering kali menjadi penyebab timbulnya penyakit kurap

· Sclerothium rolfsie merupakan penyebab timbulnya penyakit busuk pada tanaman budi daya

· Helminthosporium orysae hidup sebagai parasit sehingga dapat merusak kecambah dan buah serta menimulkan noda-noda berwarna hitam pada daun inangnya

· Candida albcans è bentuk tubuh menyerupai ragi dan hidup sebagai parasit. Jamur ini menyebabkaninfeksi pada vagina

5. Oomycotina (Jamur Air)

Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycotina bersifat uniseluler dan tidak memiliki kloroplas.
Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda dengan dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel bifl agellata yang terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak memiliki fl agella.

Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-sisa tumbuhan di kolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai pengurai dan berkoloni. Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik atau insang ikan yang terluka sebagai parasit. Contoh anggota Oomycotina adalah Saprolegnia, dan Phytoptora infestans. Selain bersifat parasit, jamur air juga bersifat patogen (dapat menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan pembusukan kayu pada kentang dan tomat.
Jamur air dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara aseksual, jamur air menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di dalam sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berfl agella yang disebut zoospora. Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Adapun reproduksi secara seksual terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan dihasilkan oleh antheredium dan gamet betina dihasilkan dari oogonium. Penggabungan gamet jantan dan gamet betina menghasilkan zigot diploid. Zigot ini nantinya akan berkembang menjadi spora, yang berdinding tebal. Saat spora berkecambah, akan dihasilkan mycelium baru.

6. Myxomycotina

Pada umumnya, jamur lendir berwarna (berpigmen) kuning atau orange, walaupun ada sebagian yang berwarna terang. Jamur ini bersifat heterotrof dan hidup secara bebas. Tahapan memperoleh makan dalam siklus hidup jamur lendir merupakan suatu massa ameboid yang disebut plasmodium. Plasmodium ini dapat tumbuh besar hingga diameternya mencapai beberapa sentimeter. Walaupun berukuran besar, plasmodium bukan multiseluler. Plasmodium merupakan massa tunggal sitoplasma yang mengandung banyak inti sel. Plasmodium menelan makanan melalui fagositosis. Mereka melakukan ini sambil menjulurkan pseudopodia melalui tanah yang lembab, daun-daunan, atau kayu yang membusuk. Jika habitat jamur lendir mulai mongering atau tidak ada makanan yang tersisa, plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi menjadi tahapan siklus hidup yang berfungsi dalam tahapan reproduksi seksual. Contoh jamur lendir adalah jenis Dyctystelum discridium.

Ciri-ciri Umum Jamur

Bagian bagian jamur
Bagian bagian jamur
1. Bersifat eukarotik (eu:sejati dan cariyon:inti),artinya inti selnya memiliki selaput inti atau karioteka.

2. Tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof dengan cara menguraikan sisa-sisa organnisme yang telah mati (saprofit) dan parasit pada organisme lain.

3. Dinding sel tersusun atas zat kitin.

4. Umumnya multi seluler ,namun ada juga yang uniseluler, seperti Saccharomyces cerevisiae.

5. Hidup di tempat yang lembab, terlindungi dari sinar matahari,bersifat sedikit asam, dan kaya akan zat-zat organic.

6. Belum mempunyai akar,batang, dan daun sejati. Struktur tubuh terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa.

7. Reproduksi jamur dapat terjadi secara seksual (membentuk zigospora, askospora, dan basidiospora) ataupun aseksual (membentuk tunas,konidia, zoospore,spora, klamidospora, fragmentasi).

Cara Jamur Memperoleh Makanan

1. Saprofit

Mereka memperoleh makanan dari materi organic yang sudah mati atau sampah.Untuk memperoleh makanannya, hifa mengeluarkan semacam enzim pencernaan yang dapat merombak materi organic menjadi bentuk sederhana sehingga mudah diserap oleh sel jamur.

2. Parasit

Mereka memperoleh makanan dari tubuh inangnya.Pada jamur parasit, terutama yang menyerang tumbuhan terdapat bentuk hifa khusus yang disebut haustoria. Bentuk hifa tersebut memiliki kemampuan untuk menembus sel inang sehingga dapat menyerap zat makanan yang dihasilkan inang.

3. Simbiotis

Beberapa jamur lainnya dapat membentuk hubungan simbiotis dengan akar tumbuhan tingkat tinggi. Jamur menyediakan materi anorganik bagi tumbuhan dan sebaliknya jamur memperoleh materi organic dari tumbuhan. Selain dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur juga dapat bersimbiotis dengan ganggang hijau atau ganggang biru – hijau membentuk liken.


Reproduksi Jamur


1. Reproduksi secara Seksual

Reproduksi secara seksual dapat dilakukan melalui penyatuan dua hifa haploid yang secara
genetika berbeda. Peristiwa semacam itu dikenal dengan konjugasi.

2. Reproduksi secara Aseksual

a. Pembentukan Spora Aseksual

Reproduksi asekdual biasanya dilakukan melalui spora aseksual yang dihasilkan oleh hifa tertentu. Spora Aseksual merupakan sel reproduksi yang dapat tumbuh langsung menjadi organism baru.

b. Fragmentasi

Reproduksi aseksual dapat juga dilakukan melalui Fragmentasi atau pemisahan hifa dari dari sebuah miselium. Selanjutnya, hifa tersebut akan tumbuh dengan sendirinya menjadi miselium baru. Pada kondisi tertentu, hifa akan terdiferensiasi mengjadi sporangia (penghasil spora aseksual).

c. Pembentukan Tunas

Reproduksi aseksual lainnya adalah dengan cara pembentukan tunas (semacam sel berukura kecil uang kemudian tumbuh dalam ukuran sempurna). Cara reproduksi melalui pembentukan tunmas biasa dilakukan oleh jamur uni seluler, misalnya ragi.

Peranan Jamur dalam Kehidupan

Peranan jamur atau fungi dalam kehidupan sangat luas. Jamur berperan dalam keseimbangan lingkungan yaitu sebagai dekomposer. Sebagai dekomposer, jamur menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati sehingga bisa dimanfaatkan oleh organisme lain. Hal ini sangat penting dalam keberlanjutan ekosistem di bumi, karena yang menjadi kunci keberlangsungan ekosistem adalah adanya keseimbangan antara produksi biomasa oleh organisme fotosintetik dan perombakan-perombakan atau daur ulang nutrien yang dikandungnya. Dalam proses daur ulang senyawa organik ini, fungi memiliki peran yang menonjol di semua ekosistem utama.

Jamur juga bisa bersimbiosis dengan organisme lain. Dengan akar tumbuhan tertentu jamur bersimbiosis membentuk mikoriza. Mikro riza merupakan struktur yang berperan penting dalam suplai unsur hara. Kalian bisa membaca kembali bagian awal dari bab ini yang membicarakan cara jamur memperoleh makanan. Berdasarkan posisi jamur terhadap akar tumbuhan, dikenal adanya endomikoriza (bila hifa menembus korteks akar) dan ektomikoriza (bila hifa hanya menem bus epidermis akar). Kelompok jamur yang sering bersimbiosis dengan akar tumbuhan umumnya termasuk anggota Divisi Zygomycotina, Ascomycotina, dan Basidiomycotina.

Jamur juga berperan sangat penting dalam fermentasi makanan dan obat-obatan. Sebagai contoh, pada Divisi Zygomycotina, sedikitnya ada 2 jenis Rhizopus yang digunakan secara komersial dalam industri pil kontrasepsi dan anestesi, yaitu R. arrhizus dan R. nigricans. Beberapa jenis lain juga dimanfaatkan dalam industri alkohol dan untuk mengempukkan daging. Ada pula jenis lain yang mampu memproduksi pigmen kuning yang digunakan untuk memberi warna pada margarin.
Beberapa jenis jamur dan peranannya yang menguntungkan adalah sebagai berikut :

a. Rhizopus stolonifera : untuk membuat tempe

b.   Rhizophus nigricans: menghasilkan asam fumarat

c.   Saccharomyces cerevisiae : untuk membuat tape, roti, minuman sake, dan bir

d.   Aspergillus oryzae : mengempukkan adonan roti

e.   Aspergillus wentii : untuk membuat sake, kecap, tauco, asam sitrat, asam oksalat, dan asam formiat

f.   Aspergillus niger : untuk menghilangkan O2 dari sari buah, dan menjernihkan sari buah

g.   Penicillium notatum dan P. chrysogenum : menghasilkan penicillin (antibiotik)

h.   Ganoderma lucidum : bahan obat

i.   Penicillium roquefortii dan P. camemberti : meningkatkan kualitas (aroma) keju

j.   Trichoderma sp. : menghasilkan enzim selulose

k.   Neurospora crassa (jamur oncom) : untuk membuat oncom

l.. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.

m. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.

n. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.

o. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom.

Sementara itu, jamur yang merugikan, antara lain, sebagai berikut.

a. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paruparu manusia.

b. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.

c. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.


KERUGIAN

Kerugian yang ditimbulkan oleh jamur misalnya berbagai spesies jamur yang menghasilkan zat beracun misal aflatoksin dari Aspergilus flavus, jamur jamur yang menyebabkan korosi dan pelapukan kayu dan dinding, jamur yg menyebabkan gangguan pernafasan misal ruangan ber AC yang jarang sekali diganti udaranya, jamur yang menyebabkan penyakit pada hewan , tumbuhan dan manusia dsb.kerugian jamur adalah ketika jamur itu bersifat patogen atau membawa penyakit contoh panu, kurap, kudis, dll


BAB III
KESIMPULAN



Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat padamikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.segitigabermuda.com/2015/12/makalah-biologi-tentang-jamur.html

Moore RT. 1980. "Taxonomic proposals for the classification of marine yeasts and other yeast-like fungi including the smuts". Botanica Marine 23: 361–73 The classification system presented here is based on the 2007 phylogenetic study by Hibbett et all

Entjang. Indan.2003. Mikrobiologi & Parasitologi. PT.Citra Aditya bakti. Bandung.

Gould. Dinah.2003. Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Melnick. Jawetz. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Makalah Tentang Metabolisme Bakteri

Makalah Tentang Metabolisme

Metabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virusMetabolisme virus

makalah biologi tentang struktur tumbuhan

struktur tumbuhan
struktur tumbuhan

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA TUMBUHAN

STRUKTUR JARINGAN PADA TUMBUHAN

Kali ini kita akan membahas tentang Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Langsung saja ke postingan kita, cekidot.


Jaringan Tumbuhan

struktur dan jaringan tumbuhan

gambar struktur jaringan tumbuhan

gambar jaringan tumbuhan

sistem jaringan tumbuhan

Tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu pada tempat tertentu membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh bahan antarsel membentuk suatu kesatuan.

Seiring tahap perkembangannya, jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.

1. Jaringan Meristem

Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu secara terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel meristem biasanya merupakan sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Ciri-ciri sel meristem biasanya berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil, inti besar, dan plastida belum matang. Bentuk sel meristem umumnya sama ke segala arah, misalnya seperti kubus.

Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada 3 macam meristem, yaitu meristem apikal, meristem lateral, dan meristem interkalar. Meristem apikal terdapat di ujung batang dan ujung akar.



Jaringan Meristem


Meristem interkalar merupakan bagian dari meristem apikal yang terpisah dari ujung (apeks) selama pertumbuhan. Meristem interkalar (antara) terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang rumput. Meristem lateral terdapat pada kambium pembuluh dan kambium gabus.


Berdasarkan asal terbentuknya, meristem dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder.

a. Meristem Primer
Meristem primer adalah meristem yang berkembang dari sel embrional. Meristem primer terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan primer memungkinkan akar dan batang bertambah panjang. Dengan demikian, tumbuhan bertambah tinggi.

Meristem primer dapat dibedakan menjadi daerah-daerah dengan tingkat perkembangan sel yang berbeda-beda. Pada ujung batang terdapat meristem apikal. Di dekat meristem apikal ada promeristem dan ujung meristematik lain yang terdiri dari sekelompok sal yang telah mengalami diferensiasi sampai tingkat tertentu.

Daerah meristematik di belakang promeristem mempunyai tiga jaringan meristem, yaituprotoderma, prokambium, dan meristem dasar. Protoderma akan membentuk epidermis, prokambium akan membentuk jaringan ikatan pembuluh (xilem primer dan floem primer) dan kambium. Meristem dasar akan membentuk jaringan dasar tumbuhan yang mengisi empelur dan korteks seperti parenkima, kolenkima, dan sklerenkima. Tumbuhan monokotil hanya memiliki jaringan primer dan tidak memiliki jaringan sekunder. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan primer dan jaringan sekunder.

b. Meristem Sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi (sudah terhenti pertumbuhannya) tetapi kembali bersifat embrional. Contoh meristem sekunder adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dikotil dan Gymnospermae, yang dapat terbentuk dari sel-sel korteks di bawah epidermis.

Jaringan kambium yang terletak di antara berkas pengangkut (xilem dan floem) pada batang dikotil merupakan meristem sekunder. Sel kambium aktif membelah, ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke luar membentuk floem sekunder. Akibatnya, batang tumbuhan dikotil bertambah besar. Sebaliknya batang tumbuhan monokotil tidak mempunyai meristem sekunder sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Itulah mengapa batang monokotil tidak dapat bertambah besar.

2Jaringan dewasa 
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan ini juga disebut jaringan permanen karena telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi fungsi dari sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem. Jaringan dewasa meliputi jaringan pelindung (epidermis dan jaringan gabus), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).
(Bagian dari: Jaringan Tumbuhan)

Berikut adalah sifat-sifat dari jaringan dewasa:
Sel-selnya sudah tidak mengalami pembelahan, tetapi telah berdiferensiasi sehingga membentuk jaringan yang kompleks dan saling mendukung.
Ukuran sel yang relatif lebih besar dibandingkan sel-sel pada jaringan meristem.
Plasma sel sedikit karena ukuran vakuola besar.
Terdapat ruang antarsel.

1. Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis adalah jaringan terluar pada organ-organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai penutup permukaan tumbuhan dan sebagai pelindung organ tumbuhan.

Berikut adalah ciri-ciri jaringan epidermis:
Terdiri dari satu lapis yang tersusun atas sel-sel hidup dan tersusun rapat sehingga tidak ada ruang antarsel.
Bentuk, ukuran, dan susunannya beragam. Namun umumnya berbentuk persegi panjang.
Tidak memiliki klorofil. Kecuali pada epidermis tumbuhan paku.
Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan, namun dinding sel epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain tetap tipis.
Dapat mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis. Seperti:
Stomata (mulut daun). Berfungsi sebagai akses keluar masuk oksigen dan karbon dioksida.
Trikomata (rambut-rambut). Berfungsi sebagai pelindung pada hampir seluruh permukaan tumbuhan.
Spina (duri). Terdapat pada beberapa jenis tumbuhan seperti mawar dan bunga kertas.
Velamen. Sering disebut epidermis ganda. Terdapat pada akar gantung.
Sel kipas. Terdapat pada bagian atas permukaan daun beberapa jenis tumbuhan. Fungsinya untuk mengurangi penguapan.
Sel kersik yang menyebabkan permukaan batang tumbuhan menjadi keras. Contohnya pada tumbuhan tebu.

2. Jaringan Parenkim

Jaringan parenkim adalah jaringan dasar yang ditemukan pada hampir semua organ tumbuhan. Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologis dan siologis yang bervariasi.

Ciri-ciri jaringan parenkim adalah:
Sel-selnya berukuran besar dan berdinding tipis. Umumnya berbentuk segi enam.
Vakuola berukuran besar dan memiliki banyak vakuola.
Letak inti sel mendekati dasar sel.
Mampu bersifat embrional dan meristematik. Sehingga dapat membelah diri.
Susunannya renggang sehingga banyak ruang antarsel.

Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi:
Parenkim asimilasi (klorenkim), mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.
Parenkim penimbun, menyimpan cadangan makanan.
Parenkim air, mampu menyimpan air.
Parenkim udara (aerenkim), menyimpan udara karena mempunyai ruang antarsel yang besar.
Parenkim pengangkut, terdapat di sekitar xylem dan floem untuk mengangkut air, unsur hara, serta zat-zat hasil fotosintesis.
Parenkim penutup luka, memiliki kemampuan regenerasi dengan cara berubah menjadi sifat meristematik sehingga dapat membentuk jaringan parenkim yang baru.

Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi yang bervariasi. Jaringan ini bertanggung jawab terhadap segala proses fisiologis. Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena dapat dijumpai pada setiap bagian tumbuhan. Pada batang dan akar, parenkim terdapat di antara epidermis dan pembuluh angkut sebagai korteks. Parenkim juga dapat ditemukan sebagai empulur batang. Pada daun, parenkim berperan sebagai mesofil daun serta dapat berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Pada buah dan biji, parenkim berperan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
Ciri-ciri jaringan parenkim adalah sebagai berikut.
• Sel hidup, berukuran besar, pada umumnya berdinding primer tipis dan berbentuk polihedron.
• Memiliki inti sel dan banyak vakuola.
• Memiliki ruang antarsel sehingga letak sel tidak rapat.
• Bersifat meristematik karena sel-selnya dapat membelah diri bahkan ketika dewasa sehingga berperan penting dalam regenerasi.

Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi 6 macam.
a. Parenkim asimilasi, parenkim yang melakukan proses ppembuatan zat-zat makanan dengan cara fotosintesis. Parenkim asimilasi terdapat di bagian tumbuhan yang berwarna hijau karena mengandung klorofil, sehingga disebut jaringan klorenkim.
b. Parenkim penimbun, parenkim yang berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan, karena memiliki vakuola yang besar. Parenkim penimbun terletak di bagian empulur batang dan akar, umbi akar rimpang serta biji. Cadangan makanan yang disimpan berupa gula, tepung lemak dan protein.
c. Parenkim air, parenkim yang mampu menyimpan air berdinding sel tipis dan memiliki vakuola yang besar berisi cairan agak berlendir. Zat berlendir tersebut dapat meningkatkan daya simpan air dari oleh sel. Parenkim air terdapat pada tumbuhan epifit dan xerofit misalnya Aloe vera (lidah buaya).
d. Parenkim udara (aerenkim), parenkim yang mampu menyimpan udara, karena memilii ruang antar sel yang besar. Parenkim air terdapat pada tangkai daun Canna sp dan alat pengapung tumbuhan air misalnya eceng gondok.
e. Parenkim pengangkut, parenkim yang terdapat di sekitar xilem dan floem yang sel-selnya memanjang sesuai arah pengangkutannya.
f. Parenkim penutup luka, parenkim yang bersifat meristematik kerena melakukan pembelahan diri untuk regenerasi parenkim baru. Parenkim penutup luka disebut juga fellogen (kambium gabus).

Berdasarkan bentuknya jaringan perenkim dapat dibedakan menjadi empat macam.
a. Parenkim palisade, terdiri atasa sel-sel berbentuk panjang tegak dan mengandung banyak kloroplas. Parenkim palisade terdapat pada mesofil daun dan terkadang pada biji.
b. Parenkim bunga karang, terdiri atas sel-sel yang bentuk dan ukurannya tidak teratur dan memiliki ruang antar sel yang lebih besar. Parenkim bunga karang terdapat pada mesofil daun.
c. Parenkim bintang (aktinenkim), terdiri atas sel-sel berbentuk seperti bintang dan saling bersambungan di bagian ujung parenkim bintang terdapat pada tangkai Canna sp.
d. Parenkim lipatan, terdiri atas sel-sel dengan dinding sel yang mengalami lipatan ke arah dalam dan banyak mengandung kloroplas. Parenkim lipatan terdapat pada mesofil daun pinus dan padi.
3. Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong adalah jaringan yang berfungsi memberikan kekuatan bagi tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Sel-selnya kuat, tebal, dan telah mengalami spesialisasi. Selain untuk memperkuat, jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung biji dan berkas vaskuler. Jaringan ini terdiri atas jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

Jaringan penyokong adalah jaringan yang menunjang bentuk tubuh tumbuhan . Ciri-ciri jaringan penyokong yaitu memiliki dinding sel yang tebal dan kuat, serta memiliki spesialisasi pada sel-selnya.

Jaringan penyokong berfungsi untuk :
• Menegakan batang dan menguatkan daun,
• Melindungi tumbuhan dari gangguan mekanis
• Melindungi embrio di bagian biji,
• Melindungi jaringan pengangkut
• Memperkuat jaringan aerenkim
Berdasarkan bentuk dan sifatnya jaringan penyokong dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim.

1) Jaringan Kolenkim
Sel mengalami penebalan pada bagian sudut.
Penebalan berupa selulosa.
Berupa sel hidup.
Umumnya berkelompok membentuk untaian atau silinder.
Terletak pada bagian terluar batang dan urat daun.

Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan ini terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga dan buah serta akar yang terkena cahaya matahari. Pada batang kolenkim dapat ditemukan dalam bentuk silinder atau jalur-jalur yang membujur. Pada daun, kolenkim dapat ditemukan di salah satu sisi atau kedua sisi tulang daun dan di sepanjang pinggir helaian daun. Tumbuhan monokotil umumnya tidak memiliki jaringan kolenkim jika sejak muda selnya sudah membentuk sklerenkim.
Jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
• Tersusun dari sel-sel yang hidup
• Ukuran dan bentuk sel beragam, ada yang berbentuk prisma pendek atau panjang seperti serat dengan ujung meruncing.
• Penebalan dinding sel tidak teratur. Hanya memiliki dinding sel yang primer dan lunak, lentur dan tidak berlignin. Namun kolenkim dewasa kurang lentur dan lebih keras
• Isi sel mengandung kloroplas dan tanin.

Terdapat hubungan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dengan parenkim. Jika keduanya terletak berdampingan, dapat ditemukan sel-sel peralihan antara kolenkim dan parenkim.

2) Jaringan Sklerenkim
Seluruh bagian dinding sel mengalami penebalan.
Penebalan berupa lignin.
Berupa sel mati.
Umumnya ditemui pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Terletak pada korteks, perisikel, di antara xilem dan floem.
Terdiri dari dua macam: berbentuk serat (rami) dan sklereid (kulit kacang).

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat pada organ tumbuhan yang sudah berhenti melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Ciri-ciri jaringan sklerenkim yaitu sel-selnya memiliki dinding sekunder yang tebal biasanya mengandung zat lignin bersifat kenyal karena sel-selny telah mati. Jaringan sklerenkimdikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu serabut(serat-serat) skelerenkim dan sklereid (sel batu).
(1) Serabut (serat skelrenkim)
(2) Sklereid (sel batu)
Berdasarkan bentuknya sklereid dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
• Brakisklereid
• Makrosklereid
• Osterosklereid
• Asterosklereid
• Trikosklereid

4. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut adalah jaringan yang bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Jaringan pengangkut juga disebut berkas vaskuler (berkas vaskuler). Terdiri dari dua jaringan yaitu xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh kulit kayu).

1) Xylem

Terdapat pada bagian kayu tanaman, berfungsi menyalurkan air dari akar menuju bagian atas tanaman. Xylem ada dua macam, yaitu trakea dan trakeid. Xilem tersusun atas:
Unsur trakeal, terdiri dari trakea (sel-sel berbentuk tabung) dan trakeid (sel-selnya panjang dengan lubang pada dinding selnya).
Serabut xylem, terdiri atas sel panjang dengan ujung meruncing.
Parenkim kayu, berisi zat seperti cadangan makanan, tanin, dan kristal.

2) Floem

Terdapat pada kulit kayu, berfungsi menyalurkan zat makanan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Floem tersusun atas:
Buluh tapis, berbentuk tabung dengan ujung berlubang.
Sel pengiring, berbentuk silinder dengan plasma yang pekat.
Serabut floem, berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan dindingnya tebal.
Parenkim floem, selnya hidup, memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang disebut noktah. Parenkim floem berisi tepung, damar, atau kristal.

3) Tipe Ikatan Pembuluh Angkut
Ikatan pembuluh kolateral. Terbentuk dari xylem dan floem yang letaknya bersebelahan dalam satu jari-jari yang sama.
Ikatan pembuluh konsentris. Terdiri atas xylem dan floem yang membentuk cincin silindris.
Ikatan pembuluh tipe bikolateral. Xylem diapit oleh floem luar dan floem dalam.
Ikatan pembuluh tipe radial. Xylem dan floem bersebelahan pada jari-jari yang berbeda.

4) Tabel Perbedaan Xylem dan Floem

Pembanding

Xylem

Floem
Terbuat dari Sel mati Sel hidup
Tebal dinding sel Tipis Tebal
Pembuat dinding sel Lignin (selulosa keras) Selulosa
Permeabilitas dinding sel Impermeabel Permeabel
Sitoplasma Tidak ada Ada
Fungsi Mengangkut air dan unsur hara mineral Mengangkut hasil fotosintesis
Dibawa ke Daun Seluruh bagian tumbuhan
Arah aliran Ke atas Ke atas dan bawah
Jaringan yang menyertai Serabut Sel pengiring

5. Jaringan Gabus

Jaringan gabus adalah jaringan yang berfungsi untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air. Maka dari itu, jaringan gabus bersifat kedap air.

makalah biologi tentang struktur tumbuhan makalah biologi tentang struktur tumbuhan makalah biologi tentang struktur tumbuhan makalah biologi tentang struktur tumbuhan

ciri tumbuhan monokotil

ciri-ciri tumbuhan monokotil

ciri tumbuhan monokotil yang paling terlihat adalah buahnya, bijinya tunggal, berkeping satu, dan memiliki satu daun lembaga.

ciri-ciri akar tumbuhan monokotil yaitu berakar serabut, ciri-ciri daunnya berseling, ciri-ciri bijinga tumbuhan monokotil adalah biji berkeping satu, ciri daun tumbuhan monokotil yaitu sejajar dan berbentuk pita


ciri-ciri pada tumbuhan monokotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki adalah :

• Bentuk Akar Memiliki sistem akar serabut
• Bentuk sumsum atau pola tulang daun Melengkung atau sejajar
• Kaliptrogen / tudung akar Ada tudung akar / kaliptra
• Jumlah keping biji atau kotiledon satu buah keping biji saja
• Kandungan akar dan batang Tidak terdapat kambium
• Jumlah kelopak bunga Umumnya adalah kelipatan tiga
• Pelindung akar dan batang lembaga Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga /keleorhiza
• Pertumbuhan akar dan batang Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

Contoh Makalah Biologi Tentang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Contoh Makalah Biologi Tentang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil


contoh makalah biologi tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.

Dalam perkecambahan biji selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Arti dari pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangatlah beda. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat irreversible(tidak dapat kembali dalam keadaan semula). Sedangkan perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur dan bersifat kualitatif. Pertumbuhan dalam suatu perkecambaan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh.

Pertumbuhan dan perkembangan biji akan selalu berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibedakan menjadi 2 yakni faktor internal dan faktor eksternal.
  • Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan yang terdiri atas faktor intrasel (di dalam sel) yang meliputi gen, dan faktor intersel (sela-sela sel) yang meliputi hormon. 
  • Yang kedua adalah faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan atau faktor eksternal yang mencakup cahaya/sinar matahari,suhu/temperature, kelembaban udara, nutrisi, kadar air, oksigen atau karbondioksida, pH atau derajat keasaman, kepadatan populasi, dan media tanam tumbuhan.
Dalam hal ini Cahaya merupakan salah satu faktor penting yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cahaya memiliki banyak pengaruhnya terhadap perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap cahaya yang menyinari tumbuhan itu beda-beda, ada tanaman yang tersinari cahaya dan ada tanaman yang tidak tersinari cahaya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami bermaksud membahas lebih lanjut dalam sebuah penelitian dengan tanaman uji coba berupa Jagung dan Kacang tanah dan penelitian ini berjudul “Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Kacang Tanah Dan Jagung”.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.2.1  Bagaimanakah pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tanah yang berada di tempat gelap ?
1.2.2  Bagaimanakah pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tanah yang berada di tempat yang terang (  terdapat cahaya matahari )?

1.3     Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1.3.1 Memaparkan hasil penelitian pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tanah yang berada di tempat gelap.
1.3.2 Memaparkan hasil penelitian pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tanah yang berada di tempat yang terang (  terdapat cahaya matahari ).

1.4     Hipotesis 
  1. Cahaya matahari mempengaruhi proses perkecambahan
  2. Kebutuhan cahaya matahari pada tiap tumbuhan berbeda.
  3. Tumbuhan yang berada di tempat gelap lebih cepat tumbuh dan panjang dibandingkan dengan tumbuhan yang berada di tempat yang terang.
1.5  Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :
  1. Mengetahui bahwa cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan         perkembangan untuk tumbuhan.
  2. Sebagai sumber informasi bagi sebagian orang yang belum mengetahui pengaruh cahaya bagi tumbuhan jagung dan kacang tanah.
  3. Sebagai informasi agar teknologi pertanian lebih dikembangkan dan lebih maju.
    BAB II



    KAJIAN PUSTAKA


    2.1  Jagung

    Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.

    Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset.

    Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.

    Taksonomi jagung  :

    Kingdom           :           Plantae (tumbuh-tumbuhan)
    Divisio              :           Spermatophita (tumbuhan berbiji)
    Sub diviso        :           Angiospermae (biji tertutup)
    Classis             :           Monocotyledone (keping satu)
    Ordo               :           Graminae (rumput-rumputan)
    Familia            :            Graminaceal
    Genus             :             Zea
    Species           :             Zea Mays L 

    2.2 Kacang tanah

    Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan atau legumanggota suku Fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk. Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bo-gor,Voandziea subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda terkena cahaya, proses pematangan bijiterganggu.


    Taksonomi  Kacang tanah :



    Kerajaan : Plantae

    Divisi : TracheophytaUpa
    Subdivisi : Angiospermae
    Kelas : Magnoliophyta
    Ordo : Leguminales
    Famili : FabaceaeUpa
    Genus : Arachis
    Spesies : Arachis hypogaea


    2.3   Cahaya Matahari 


    Sinar matahari atau radiasi matahari adalah sinar yang berasal dari matahari. Tanaman menggunakan cahaya matahari untuk berfotosintesis dan membuat makanan. Tanpa cahaya matahari, takkan ada kehidupan di Bumi. Tanaman memerlukan cahaya matahari tumbuh hijau.  Dengan air tanpa cahaya matahari, tanaman akan tumbuh tinggi dengan cepat, namun akan terlihat kuning dan kekurangan air, meskipun saat disentuh, daunnya teraba amat basah.  


    Cahaya matahari merupakan faktor yang menghambat pertumbuhan karena cahaya dapat menyebabkan translokasi (perpindahan lokasi) hormon. Hal ini dapat dibuktikan dengan meletakkan 2 pot kecambah di dua tempat yang berbeda (gelap dan terang). Tanaman yang berada pada tempat yang gelap lebih cepat tumbuh dengan batang yang panjang namun lemah. Hal ini disebut dengan Etiolasi.  Lamanya cahaya dalam menyinari tumbuhan juga mempengaruhi pertumbuhanya, dengan ditandai dengan tanggapan tertentu. Tanggapan-tanggapan tumbuhan terhadap lamanya penyinaran disebut Fotoperiodisme. 


    2.4  Hormon Auksin


    Merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan dari sekresi pada titik tumbuh yang terletak pada ujung tunas(terdiri atas batang dan daun), ujung akar, daun muda, bunga, buah dan kambium. Auksin sangat peka terhadap panas/sinar. Auksin akan rusak dan berubah menjadi suatu zat yang justru menghambat terjadinya pembelahan sel-sel pada daerah pemanjangan batang, sehingga pertumbuhan sel-sel batang yang terkena matahari akan lebih lambat dibandingkan dengan sel-sel jaringan sisi pada batang yang tidak terkena matahari. 


    Selain merangsang perpanjangan sel-sel batang dan menghambat perpanjangan sel-sel akar, juga berfungsi merangsang pertumbuhan akar samping (lateral) dan akar serabut yang berfungsi sebagai penyerapan air mineral, mempercepat aktifitas pembelahan sel-sel titik tumbuh kambium akar dan batang, menyebabkan terjadinya diferensiasi sel menjadi jaringan berkas angkut xilem, dan merangsang terjadinya pembentukan bunga dan buah. 


    BAB III

     METODOLOGI PENELITIAN

    3.1  Waktu dan Tempat Penelitian 


    Waktu : 1 Minggu ( 7 – 13 Agustus 2014) Tempat :  Ruang kelas XII IPA 2 - SMA Negeri 


    3.2   Metode Penelitian 

    1. Eksperimem Dalam penelitian ini, digunakan metode eksperimen dengan melakukan percobaan tumbuhan yang diletakkan didua tempat yang berbeda (gelap dan terang). 
    2. Observasi, Observasi yang kita lakukan dengan pengamatan perubahan bentuk tumbuhan.
    3.3 Teknik pengumpulan data 
    1. Observasi  Dalam penelitian ini, digunakan metode observasi dengan meresapi, mencemati, memaknai dan akhirnya mencatat. 
    2. Dokumentasi Dalam upaya mengumpulkan data dengan cara dokumentasi antara lain buku, sumber informasi lain. 
    3.4 Teknik analisis data Analisa 

    Data penelitian dilakukan secara deskriptif dengan memaparkan data hasil percobaan dengan menggunakan tabel. 


    1) Alat :

    a. Gelas Aqua 4 Buah 
    b. Karet gelang Secukupnya

    c. Plastik Hitam 2 Buah
    d. Kapas  Secukupnya
    e. Sendok 1 Buah
    f. Penggaris      1 Buah




    2) Bahan :
    a. Biji kacang tanah dan jagung 4 Biji

    b. Air Secukupnya


    3.5 Variabel


    a. Variabel Bebas : Pengaruh cahaya  

    b. Variabel Terikat : Pertumbuhan dan perkembangan tubuhan  
    c. Variable control : Warna daun, tinggi, jumlah daun


    3.6 Cara kerja 


    a. Sediakan 4 buah gelas aqua masing-masing diberi label 1 untuk tempat terang, dan label 2 untuk tempat gelap

    b. Masing-masing gelas aqua diberikan kapas dua lapis, lalu kapas ditetesi 1 sdm air
    c. Masukkan masing-masing biji jagung dan kacang yang sudah direndam air selama ± 3 jam kedalam gelas yang diberi kapas
    d. Letakkan biji jagung dan kacang, 2 ditempat gelap dan 2 ditempat terang
    e. Tutup atas botol aqua yang diletakkan ditempat gelap dengan plastic hitam dan tali-dengan karet 
    f. Pada waktu pagi tanaman disiram air dengan secukupnya
    g. Amati perkembangan selama 1 minggu 

    BAB IV 



    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1     Hasil pengukuran tanaman selama 7 hari 



      A. Tabel



    1. Pada gelas A (terang) 


    Pada tempat terang

    *satuan dalam cm


    2. Pada gelas B (Gelap) 



    Pada tempat gelap
    *satuan dalam cm

    B. Grafik

    a. Pada tempat terang


    Pada tempat terang
    b. Pada tempat gelap


    Pada tempat gelap

      Perubahan keadaan tumbuhan (daun, batang dan akar)



    Ciri-ciri organ :


    • Tanaman Gelap Terang :

    1. Daun


    - Warna

    - Ukuran
    - Kondisi
    - Kekuningan
    - Kecil
    - Tipis 
    - Hijau 
    - Lebar
    - Tebal 


    2. Batang


    - Warna

    - Ukuran
     - Kondisi 
    - Kekuningan 
    - Panjang
    - Lemah/ layu 
    - Hijau 
    - Pendek
    - Kuat


    3. Akar


    - Ukuran 

    - Kondisi serabut
    - Panjang
    - Lebat 
    - Pendek
    - Jarang (tidak lebat)ambar biji Kacang

    BAB V



    KESIMPULAN DAN SARAN
    5.1  Kesimpulan 


    Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, Cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan karena tanpa adanya sinar matahari maka tumbuhan tidak bisa melakukan proses fotosintesis. Kebutuhan cahaya matahari tiap tanaman berbeda-beda tergantung reaksi yang ditimbulkan. Tanggapan-tanggapan tumbuhan terhadap lamanya penyinaran disebut Fotoperiodisme. Tumbuhan yang berada pada tempat gelap akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Etiolasi) jika dibandingkan dengan tumbuhan yang berada ditempat yang terang. Hal ini terjadi karena   hormone auksin akan rusak bila terkena matahari sehingga pertumbuhanya menjadi terhambat.


    5.2  Saran


    Dalam melakukan percobaan seperti ini, harus memperhatikan  syarat-syarat yang dibutuhkan yaitu air yang cukup, udara yang cukup, cahaya matahari yang optimal serta pemilihan biji yang baik. Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi,maka biji akan tetap dalam keadaan tidur (dorman). Lamanya biji dorman bertahan hidup dan mampu berkecambah sangat bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan. Dan Pembaca disarankan dapat melanjutkan penelitian ini sebagai perbandingan untuk penelitian yang lain.  


    DAFTAR PUSTAKA

    “Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan jagung” renirahmawatii.blogspot.com/2012/01/makalah-biologi-umum.html“Diskripsi kacang tanah” Wikipedia.com¬_2006. BIOLOGI untuk SMA Kelas XII. Jakarta: PenerbitErlangga.

    Sekian, itulah sedikit pengetahuan untuk sobat dari saya dan semoga bermanfaat.


    contoh makalah biologi tentang struktur jaringan pada tumbuhan



    BAB 1
    PENDAHULUAN

                Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya, pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan lain selain meristem, seperti pada korteks batang, tetapi pembelahannya sangat terbatas.
                Pada proses pembelahan, sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan yang tidak lagi mempunyai kemampuan membelah diri. Jaringan inilah jaringan dewasa.
    BAB 2
    PEMBAHASAN MATERI

                Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas organ pokok yaitu akar, batang dan daun. Organ tersusun oleh beberapa jaringan, dan jaringan disusun oleh beberapa sel yang mempunyai bentuk, struktur, serta fungsi yang sama. Berdasarkan kemampuan sel membelah jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Setiap jaringan memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
                Apakah jaringan itu ? Jaringan yaitu sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi, dan sifat-sifat yang sama. Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas di seluruh bagian tumbuhan. Misalnya jaringan-jaringan yang berfungsi dalam pengangkutan air dan makanan akan membentuk suatu sistem pembuluh pengangkutan. Jaringan-jaringan tersebut akan menyusun organ tumbuhan yaitu organ akar, organ batang maupun daun.
    A.     JARINGAN MERISTEM
    Jaringan meristem adalah jaringan pada tumbuhan yang selalu menhgalami pembelahan diri secara terus menerus.
    Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhann, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
    a.       Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar.
    b.      Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau family rumput-rumputan.
    c.       Meristem llateral,, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya. Contohnya  adalah cambium dan cambium gabus (felogen)
    Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
    a.       Meristem primer, sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (contoh: meristem apikal). Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.
    b.      Meristem sekunder, sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang sudah mengalami diferensiasi. Contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.
    Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka). Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu.

    Gb1. Meristem

    B.      JARINGAN DEWASA
    Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat jaringan dewasa antara lain:
    a.       Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri,
    b.      Mempunyai ukuran sel yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem,
    c.       Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel,
    d.      Kadang-kadang selnya telah mati,
    e.      Selnya telah mencapai penebalan dinding sesuai dengan fungsinya,
    f.        Di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
    Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong (penguat), jaringan pengangkut (vaskuler), dan jaringan sekretoris.
    B.1. Jaringan pelindung (epidermis)
                    Epidermis merupakan jaringan paling luar yang menutupi permukaan organ tumbuhan, seperti: daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. bentuk, ukuran, dan susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Ciri khas sel epidermis adalah sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan mengandung lignin.
                Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus, dinding luar sel epidermis biasanya mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang mengendap di antara selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk lapisan khusus di permukaan sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar kutikula kadangkala kita temukan lapisan lilin yang kedap air untuk mengurangi penguapan air.
                Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivate epidermis, misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silica, dan sel gabus.
    1)     Stoma
    Stoma (jamak: stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya, dan disebut sel tetangga. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar stomata. Letak stomata kebanyakan berada di permukaan bawah daun. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaraan gas.

    Gb2. Epidermis daun

    2)     Trikoma
    Trikoma (jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, biasanya berbentuk rambut. Ada juga trikomata yang berbentuk sisik atau duri. Fungsi trikoma bagi tumbuhan adalah sebagai berikut:
    a)      Mengurangi penguapan
    b)      Meneruskan rangsang
    c)      Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
    d)      Membantu penyebaran biji
    e)      Membantu penyerbukan bunga
    f)       Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.


    3)     Sel kipas
    Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku atau family Gramineae atau Cyperaceae. Sel kipas tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi mengurangi penguapan dengan menggulung daun.
    B.2 Jaringan Parenkim
    Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.
    Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
    Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
    Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
    Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
    Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
    1) Parenkim Asimilasi
    Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis.

    2) Parenkim Penimbun
    Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein.

    3) Parenkim Air
    Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit) untuk menghadapi masa kering, misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya.

    4) Parenkim Udara
    Ruang antar selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok

    Gb3. Jaringan parenkim

    B.3 Jaringan Penyokong (Penguat)
                Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan sklerenkim.

    1) Kolenkim

    Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut dengan ujung tumpul. 

    Gb4. kolenkim 

    Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:

    1. kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding sel pada bagian sudut sel;

    2. kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur;

    3. kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian dinding sel sehinggi berbentuk pipa.

    2) Sklerenkim

    Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel - sel pendek, sedangkan serabut sel – selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.

    Gb5. Kolenkim dan Sklerenkim
    B.3 Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
    Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

    1) Xilem
    Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang.
    Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.

    gb6. Xilem 
    Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung  selnya. Transpor air dan mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala.

    2) Floem

    Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim.


    gb7. Floem 
    Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
    Tipe-tipe berkas pengankut
    Berdasarkan posisi xylem dan floem dibedakan atas :
    a)        Tipe kolateral
    • Kolateral terbuka, jika diantara xylem dan floem terdapat cambium
    • Kolateral tertutup, jikaq antara xylem dan floem tidak dijumpai kambium
    b)        Tipe konsentris
    • Konsentris amfikibral, apabila xylem berada ditengah dan floem mengelilingi xylem
    • Konsentris amfivasal, apabila floem ada ditengah dan xylem mengelilingi floem
    c) Tipe radial, xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran

    B.4       Jaringan sekretori
                Disebut juga kelenjar internal karena senywa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh. Penyusun jaringan sekretori adalah :
    a)        Sel kelenjar, sel minyak dalam endosperma biji jarak
    b)        Saluran kelenjar, saluran kelenjar pada daun jeruk, senyawa yang dihasilkan ditimbun dalam ruangan penyimpan, misalnya minyak atsiri, lender, dan damar 
    c)    Saluran getah, sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu system jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain dalam tubuh. Sel tersebut berisi getah.
    C.      ORGAN PADA TUMBUHAN
    Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi organ sebagai alat hara (organa nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang, dan daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat pada bunga.
    Gb8. Organ dan Jaringan Tumbuhan
    1. Akar
    Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang.
    Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama.
    Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas, terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu dengan zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar (termasuk meristem) ke depan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona pematangan, sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya.
    Gb9. Struktur Akar
    Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan jaringan penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele (silinder pusat).
    Lapisan terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang tersusun rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar biasanya satu lapis. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa rambut atau bulu akar.
    Korteks akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relatif renggang dan sedikit jaringan penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya mengandung suberin dan lignin.
    Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya.
    Silinder pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari korteks oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan endodermis adalah perisikel yang tersusun atas sel-sel parenkim berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik, sehingga sering disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal terbentuknya cabang akar tempat terjadinya kambium vaskuler, kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar. Sebelah dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang, sedangkan pada tumbuhan monokotil, xilem dan floem letaknya berselang-seling.

    2. Batang

    Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.

    Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder.

    Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:

    a) kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar,

    b) kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang menggantikan epidermis pada batang dan akar.

    Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus yang membentuk lingkaran tahun.

     

    Gb10. Perbedaan Batang Dikotil dan Monokotil 

    Gb11. Struktur Batang dikotil

    3. Daun

    Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,
    jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).

    Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut.

    Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap air.

    Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang memanjang di sel –sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung.

    Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun atau urat daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun.

     Gb12. Struktur Daun

    4. Bunga

    Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.

    Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang lain. Benang sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga, benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari).

    Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).

    Gb13. Struktur Bunga

    BAB 3
    PENUTUP

    A.              KESIMPULAN
    Struktur utama pada tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan bunga. Yang mana organ-organ tersebut tersusun atas jaringan-jaringan, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu mengalami pembelahan sel membentuk jaringan lain pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah tidak mengalami pembelahan sel, dan sudah mengalami diferensiasi dan fungsi tertentu pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa terbagi menjadi tiga, yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut (vaskuler).


    DAFTAR PUSTAKA

    Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj. Dari: Biology. 5th ed. oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga.
    Mader, S.S. 2004. Biology. Boston: McGraw-Hill.
    Pratiwi, D.A., dkk. 2006, Biologi. Jakarta: Erlangga.
    http://www.cartage.org.lb
    http://www.flmnh.ufl.edu/flowerpower/